hikmah wasilah umroh
Wasilah hikmah Umroh by muhammad
azzam al faiz
Curahanhati ini ditulis ketika seorang hamba yang dhoif ini sedang duduk di tiang 136
Masjid Nabawi Al munawwarah samping maqam nabiullah Muhammad sallallahu alaihi
wasalam, setelah melaksanakan rangkaian peribadatan dalam Masjid Nabiullah yang
mulia pada tanggal 2 januari 2020
Sesa’at
sebelum masuk ke dalam masjid, hamba terasa haus, untuk itu hamba segera menuju
air minum yang tersedia di pintu 19 Masjid nabawi, ketika minum telah selesai
,ternyata ada seorang anak kecil yang berusia kira – kira 6 tahun dengan
menggunakan bahasa India meminta agar hamba mengambilkan air untuknya, hambapun
dengan rasa senang mengambilkan segelas air dan memberikannya. Lalu sesaat
kemudian ketika hamba baru saja meranjak hendak meninggalkan tempat minum, tiba
– tiba seekor kucing yang berwarna hitam meloncat ke hadapan hamba dan
cakarannya menggenak tepat di kaki…. seketika perih sangat terasa bersamaan
dengan darahnya yang keluar dari bekas cakar sang kucing hitam yang istimewa
ini.
Hamba
mencoba melihat apa yang menyebabkan
sang kucing itu tiba – tiba mencakar kaki ini. Ternyata sang kucing sedang
menyelamatkan diri, loncat dan berlari karena dikejar oleh seorang anak kecil….
Dengan
darah yang terus keluar, hamba menuju tempat berwudhu’, hampa terfikir. Hari
ini Allah telah memberikan kasih sayang kepada hamba yang dhoif ini berupa
pelajaran yang begitu berarti.
Pertama,
Allah menghadirkan seorang anak kecil sebagai kesempatan hamba menikmati
kegembiraan menolongnya mengambilkan air untuknya. Ini bukanlah kebaikan yang
besar, tapi ada rasa bahagia ketika mengambilkan air minum untuk cahaya surga
sang anak kecil yang masih terbebas dari dausa.
Kedua,
munculnya seorang anak kecil, yang mungkin dia merasakan kegembiraannya
mengejar dan bermain dengan kucing hitam yang disenanginya…
Ketiga,
Keluar darah dari luka akibat dari cakaran kucing hitam yang tidak berdausa.
Hamba
yang dhoif ini terasa bahagia, bahwa Allah sedang mengajarkanku akan
kehendak-Nya.
Segela
sesuatu yang terjadi di alam ini tidak pernah luput dari pengetahuan Allah
subhanahu wata’aa. Hamba yakin, jika Allah ingin mencegah hamba dari cakaran
kucing hitam, bukanlah sesuatu yang berat bagi Allah. Lalu apakah Allah sengaja
membiarkan kucing hitam mencakar-diri ini ? ya, betul… Allahlah yang
mengizinkan Kucing hitam itu mencakar diri yang banyak dausa ini…. Lalu apakah
dengan demikian Allah dengan sengaja telah menganiaya diri ku ini ….? tentu
sama sekali tidak. Allah tidak menganiaya-diri ku… justru hamba sedang merasa
betapa baik Allah kepada-diri ku pada hari ini. Kenapa ?
Karena
peristiwa ini “insan yang dhoif ini” sangat yakin, bahwa inilah yang terbaik
terjadi pada diri ku ini… Ya Rob… terimakasih engkau meningkatkan imanku
kepada-Mu pada hari ini.
Semoga
Engkau muliakan anak kecil yang dengan sebab dia… hari ini Engkau ya Allah
talah memberikan pelajaran terbaik buat diri yang hina ini.
Bimbinglah
hamba yang hina ini…Ya rob dalam ibadah sholat yang hamba ini lakukan. Dan
tetapkanlah iman dan Islamku, ampuni segala dausa – dausaku….jadikanlah hajiku
tahun ini dan tahun – tahun sebelumnya menjadi haji yang mabrur. Demikian pula
ya Allah bagi semua saudara – saudara kami yang juga sama – sama melaksanakan
ibadah haji, anugerahkanlah kepada merela semua “haji yang mabrur” di sisi
Engkau Yang Allah Ya rabbal alamin.
Kamipun
bermohon agar anak kecil yang telah mrnyebabkan kucing mencakar kaki hamba
muliakanlah dia, muliakanlah kedua orang tuanya
1. Manusia
dicipta dengan banyak persoalan yang mengepungnya dan membuatnya hidup dalam
kesempitan, kesesatan dan kerugian…
Allah SWT
berfirman, "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk
daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka.” (QS. Thoha: 123)
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thoha: 124)
“Demi
Masa. Sesungguhnya Manusia Itu Benar-Benar Dalam Kerugian,Kecuali Orang-Orang
Yang Beriman Dan Mengerjakan Amal Saleh Dan Nasehat Menasehati Supaya Mentaati
Kebenaran Dan Nasehat Menasehati Supaya Menetapi Kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
2.
Dan untuk keluar dari semua persoalan tersebut sebagai pemenang, manusia butuh:
- mengikuti petunjuk/agama yang menuntaskan
- dan murobbi/pendidik yang Maha Sempurna
kemampuan-Nya,
-
serta membutuhkan mental tangguh tangan di atas yang memaknai hidupnya dengan
perjuangan tanpa batas untuk kemanfaatan semua manusia
“maka jika datang kepadamu petunjuk
daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat
dan tidak akan celaka.”. (QS. Thoha: 123)
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk
agama) islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya
Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki
langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.” (QS. Al-Maidah: 125)
“Barang siapa yang Allah kehendaki (menjadi)
kebaikan (tanpa batas), maka Allah memberikan kepadanya pemahaman agama secara
mendalam.” (HR. Bukhori-Muslim).
“Diriwayatkan
dari Ibnu Umar ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “ Sesungguhnya Allah
mempunyai hamba-hamba yang diberikan oleh Allah berbagai kenikmatan untuk
dimanfaatkan/kepentingan hamba-hamba yang lain. Allah akan menetapkan mereka
dalam kenikmatan itu selama mereka memberikannya kepada orang lain. Apabila
mereka mencegahnya maka Allah akan tarik darinya dan diberikan kepada orang
lain”. (HR. Thabrani)
3.
Doa dan permintaan kepada murobbi yang sebenarnya
“Ya Allah Tambahkanlah aku ilmu dan berilah
aku karunia untuk dapat memahaminya.”
“Ya
Tuhanku lapangkanlah dadaku,dan mudahkanlah untukku urusanku,dan lepaskanlah
ikatan (kekakuan) lidahku,supaya mereka mengerti perkataanku.” ( QS. Toha Ayat
: 25 – 28 )
“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran
sehinggga kami dapat mengikutinya.dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan
sehingga kami dapat menjauhinya.”
“Ya Allah, jadikanlah aku alim tentang
kitabullah dan sunnah Nabi/alhikmah, serta faqihkan diriku dalam agama islam.”
4. Allah
mentarbiyah (mendidik) kita dengan;
- IMAN KEPADA ALLAH
- IMAN KEPADA MALAIKAT
- IMAN KEPADA KITAB
- IMAN KEPADA RASUL
- IMAN KEPADA HARI AKHIR
- IMAN KEPADA QODLO’ DAN QODAR
o SYAHADATAIN
o SHOLAT
o PUASA
o ZAKAT
o HAJI (UMROH)
5. UMROH
sebelum BERHAJI
ü NABI
MUHAMMAD SAW BERUMROH SEBELUM BERHAJI, BELIAU TELADAN KITA:
ü Sahabat
Ibnu Umar ra Berkata: “Nabi Saw telah menunaikan ibadah umroh sebelum
menunaikan ibadah haji”. (HR. Bukhori)
ü Dari
Qotadah Ra, Saya bertanya kepada sahabat Anas Ra, “Berapa kali Nabi saw menunaikan
ibadah Umroh?” Beliau menjawab: “Empat kali Umroh, 1. Umroh Perjanjian
Hudaibiyyah di bulan Dzul Qo’dah, saat dihadang oleh orang-orang Musyrik, 2.
Umroh tahun berikutnya di bulan Dzul Qo’dah, sesuai kesepakatan sebelumnya,
3.Umroh dari Ji’ronah, ketika Beliau membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan
perang). Aku menduga yang dimaksudnya adalah ghanimah perang Hunain.”- Qotadah
Bertanya: “Berapa kali Nabi Saw berhaji?” Anas Ra menjawab: “Satu
Kali-sekaligus berumroh yang ke 4”. (HR.
Bukhori).
• Sahabat Ibnu Umar Ra pernah ditanya tentang
bolehkah seseorang mengerjakan umroh padahal dia belum haji?
Dari
Ikrimah Ra bertanya kepada sahabat Ibnu Umar Ra tentang seseorang menunaikan
ibadah Umroh sebelum berhaji. Beliau nenjawab: Tidak Mengapa (BOLEH).” (HR. Bukhori)